Cara Menilai Bisnis yang Sehat dan Tidak

Bisnis yang sehat seperti apa?

Bisnis yang sehat seperti apa? Beberapa pebisnis sering tertipu bahwa omzet meningkat berarti bisnisnya sehat. Itu keliru, bisa jadi memang sehat, tetapi juga belum tentu. 

Jika omzet meningkat tetapi biaya yang dikeluarkan terlalu banyak sehingga keuntungannya malah sedikit, berarti tidak sehat. Jika cashflow-nya berantakan berarti tidak sehat. Jika produk dan strateginya tidak berinovasi, berarti tidak sehat. 

Baca juga: Cara mengubah hutang menjadi aset

Bisnis yang sehat seperti apa?

Penilaian sehat dan tidaknya suatu bisnis bukan hanya dinilai dari faktor omzet saja, tetapi juga faktor lain. 

Paling utama adalah cashflow, Aliran uang. Seberapapun besarnya pendapatan, jika ternyata cashflow-nya tidak seimbang dan tidak lancar, bisnis itu sedang sakit karena kelancaran cashflow adalah faktor mutlak dari bisnis. 

Jika apa yang dikeluarkan tidak sebanding dengan apa yang didapatkan atau budgeting-nya tersendat, ada yang salah dengan manajemennya.

Jika cashflow lancar, baru bisa berpikir tentang keuntungan. Keuntungan itu pun dihitung bukan berdasar besar kecilnya omzet, tapi dari persentasenya. 

Berapa pengeluarannya? Semua harus dihitung secara total dari biaya bahan baku, listrik, transportasi, gaji karyawan, promosi, dan lain sebagainya. 

Dari sana bisa dilihat persentase keuntungan bisnis itu dengan menghitung sisa pendapatan dengan pengeluaran. 

Jika keuntungannya di bawah 5% itu belum sehat. Sebisa mungkin di atas 15%. 

Kalau bisa malah sampai mencapai 35% ke atas. Itu baru benar-benar sehat.

Jadi, jika cashflow-nya lancar dan persentase keuntungannya bagus maka bisa dibilang bisnis itu cukup sehat, setidaknya untuk masa evaluasi saat itu. 

Sebaliknya, jika omzetnya besar tapi persentase keuntungannya kecil sehingga cashflow tidak lancar, berarti bisnis itu tidak sehat, dan cepat lambat akan mengalami kemunduran sampai kebangkrutan.

Berhati-hatilah menganalisis keuangan Anda. Jangan tertipu dengan peningkatan omzet. 

Simak kembali apakah omzet itu berpengaruh pada pendapatan bersih? Jika tidak, berarti bisnis Anda sedang merugi.

Komentar

Baca Artikel Lainnya

Pertanyaan Tentang Segmentasi Pasar yang Belum Anda Tahu

Apa yang dimaksud dengan 5A dalam Skema Usaha Jasa Pariwisata?

Contoh Pembukuan Warung Sembako Dan Cara Membuatnya

Cara Menentukan Harga Jual Barang Sembako

Contoh Kasus Pemasaran dan Solusinya

9 Contoh Copywriting Produk Kecantikan yang Menarik Perhatian dan Bisa Meyakinkan Calon Pembeli

Warung Sembako Modal 5 Juta, Begini Rincian Modal Usaha dan Cara Memulainya

Contoh Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Perorangan yang Sederhana

18 Jenis Kayu Mahal di Indonesia

18 Game Android yang Menghasilkan Uang Asli Langsung ke Rekening Tanpa Modal