Langsung ke konten utama

Peluang Usaha Ternak Ayam Ras Pedanging dan Petelur

Peluang Usaha Ternak Ayam

Peluang Usaha Ternak Ayam - Kenaikan konsumsi daging ayam per kapita akan membawa pengaruh pada pertumbuhan industri peternakan ayam dimana produksi daging dan telur ayam akan meningkat pesat pula. Peluang ini terbuka sangat lebar. Karena tingkat pendapatan masyarakat akan meningkat yang akan diikuti dengan kenaikan permintaan daging dan telur ayam. Hal berikut yang perlu diingat adalah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa dan akan terus bertumbuh dengan pertambahan kelahiran sekitar 3 juta jiwa setiap tahun. Penduduk sebesar ini adalah pasar potensial yang perlu dipasok dengan produksi daging ayam dan telur dalam negeri.

Dengan demikian, kita bisa berkesimpulan bahwa pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendidikan, urbanisasi, dan arus globalisasi akan memberi pengaruh dan perubahan pada pola konsumsi masyarakat yang akan memberi dorongan dan pengaruh pada permintaan bahan pangan berkualitas seperti daging, telur, susu, ikan, buah-buahan, dan sayur-sayuran.

Baca juga: Analisa usaha ayam joper 400 ekor

Peluang Usaha Ternak Ayam

Peluang Usaha Ternak Ayam - Kekuatan permintaan yang demikian besar ini akan menjadi pemicu yang siginifikan bagi terjadinya revolusi peternakan (livestock revolution) di negara kita. Ke depan kita akan melihat perkembangan industri ayam nasional yang semakin pesat karena daging ayam merupakan sumber protein hewani yang murah, mudah didapat, dan disukai oleh konsumen.

Industri peternakan ayam yang kita bicarakan tersebut adalah secara keseluruhan baik ayam ras pedaging dan petelur serta ayam bukan ras (ayam kampung) petelur dan pedaging.

Bagaimana sesungguhnya perkembangan industri ayam kampung di negeri kita ini? Di negara kita, produksi daging terbesar disumbangkan oleh ayam ras pedaging yaitu 59,03 persen, sedangkan sapi dan kerbau 14,87 persen, babi 9,15 persen, dan ayam kampung 8,66 persen (Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2017). Bila produksi daging dari ayam ras pedaging, ayam ras petelur, dan daging ayam kampung dijumlahkan semua sebesar 2.461.823 ton, ini merupakan 70,33% dari seluruh produksi daging nasional.

Produksi daging ayam mengalami peningkatan dari tahun ke tahun Pada tahun 2016, produksi daging ayam kampung naik 5,31 persen, daging ayam ras petelur 4,19 persen, daging ayam ras pedaging 7,42 persen (BPS. 2017).

Produksi telur paling banyak disumbangkan oleh ayam ras petelur 72,07 persen, diikuti oleh telur itik 14,48 persen, telur ayam buras 10,57 persen, telur itik manila 1,68 persen, dan telur puyuh 1,20 persen. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, total produksi telur mengalami peningkatan yaitu 2,89 persen. Peningkatan terjadi pada telur ayam buras 12,35 persen, telur ayam ras petelur sebesar 1,38 persen, telur itik 3,65 persen, telur puyuh 6,14 persen, dan telur itik manila 5,63 persen.

Daging ayam ras merupakan pemasok utama daging untuk konsumsi masyarakat. Pada tahun 2017, konsumsi daging ayam ras per kapita per tahun sebesar 5,683 kg, atau mengalami peningkatan sebesar 11,22 persen dari konsumsi tahun 2016 sebesar 5,110 kg.

Sedangkan konsumsi telur ayam ras per kapita tahun 2017 sebesar 106,418 butir mengalami peningkatan sebesar 6,64 persen dari konsumsi tahun 2016 sebesar 99,796 butir. Konsumsi telur ayam kampung per kapita pada tahun 2017 sebesar 4,067 butir, mengalami peningkatan sebesar 14,71 persen dari konsumsi tahun 2016 sebesar 3,546 butir.

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) perkembangan konsumsi protein hewani khususnya dari daging ayam ras per kapita masyarakat Indonesia cenderung terus meningkat sebesar 11,60% per tahun. Peningkatan konsumsi daging ayam nasional didukung pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan pengetahuan gizi oleh masyarakat akan manfaat mengkonsumsi protein hewani.

Agribisnis merupakan kegiatan di sektor pertanian dan peternakan yang dimulai dari penyediaan sarana produksi, proses produksi, penanganan pascapanen, pengolahan dan pemasaran sehingga produk tersebut sampai ke konsumen. Dengan demikian, agrobisnis sebagai suatu rangkaian kegiatan bisnis yang terdiri dari beberapa subsistem yaitu subsistem pengadaan sarana produksi pertanian dan perternakan (input factors), subsistem budi daya (production), subsistem pengolahan hasil (processing), subsistem pemasaran (marketing), dan subsistem kelembagaan (supporting institution).

Pada subsistem budi daya, beberapa sektor usaha yang bisa dimasuki dan membuka Peluang Usaha Ternak Ayam sebagai berikut.

  • Usaha pembesaran. Pelaku usaha pembesaran merupakan yang terbanyak dalam sistem budi daya ayam ras pedaging dan ayam kampung atau ayam buras. Usaha pembesaran ayam kampung pedaging banyak diminati oleh masyarakat karena mudah dalam pelaksanaannya.
  • Usaha untuk menghasilkan telur konsumsi yang berasal dari budi daya ayam ras petelur. 
  • Usaha produksi telur tetas untuk budi daya ayam kampung. Pada sektor usaha ini, peternak harus menyediakan perkandangan, ayam kampung jantan, ayam petelur betina, pakan, peralatan untuk insemenasi buatan, dan keahlian untuk melaksanakan insemenasi. Produk utama yang dihasilkan dari usaha ini adalah telur tetas. Keuntungan ekonomi dari usaha ini adalah harga telur tetas yang lebih tinggi dibandingkan dengan telur konsumsi. Usaha produksi telur tetas bisa sekaligus diikuti dengan usaha penetasan secara terpadu sehingga diperoleh bibit ayam atau DOC. Usaha produksi telur tetas dapat melayani usaha penetasan telur dalam skala kecil, menengah, hingga besar. Dengan demikian usaha tersebut bisa disesuaikan dengan pasar yang dilayani.

Proyeksi konsumsi daging ayam ras pedaging dalam periode 2017 2021, rata-rata konsumsi per kapita sebesar 5,68 kg per tahun. Proyeksi konsumsi daging ayam ras luar rumah tangga nasional/horeka/industri tahun 2017 sebesar 410,45 ribu ton dan pada tahun 2021 meningkat menjadi 1,23 juta ton. Terlihat peningkatan permintaan yang melonjak tinggi pada konsumsi luar rumah tangga. Dengan demikian disisi produksi masih tetap terbuka peluang usaha pembesaran ayam ras pedaging karena pasar luar rumah tangga yang meningkat pesat.

Bagaimana dengan peluang usaha ayam ras petelur dan ayam kampung petelur? Populasi ayam ras petelur dan ayam kampung dari tahun 1980 hingga 2017 rata-rata meningkat, dengan laju pertumbuhan populasi ayam ras petelur sebesar 5,89% lebih tinggi dari pada laju pertumbuhan ayam kampung sebesar 2,77%.

Pertumbuhan produksi telur ayam ras selama lima tahun terakhir cukup signifikan sebesar 21,39% karena penggunaan telur ayam ras makin berkembang, selain konsumsi langsung, juga banyak untuk industri makanan jadi. Sampai dengan tahun 2021 produksi telur ayam ras diperkirakan akan masih terus naik.

Produksi telur ayam kampung lebih kecil dibanding telur ayam ras, karena segmen telur ayam buras relatif lebih kecil dibanding telur ayam ras. Telur ayam buras banyak digunakan pada industri jamu dan obat obatan tradisional, baik skala rumah tangga maupun perusahaan.

Dengan demikian disisi permintaan telur ayam ras dan ayam kampung terdapat tren yang meningkat dan inilah yang menjadi peluang usaha untuk memenuhi permintaan pasar tersebut.

Pembesaran ayam kampung pedaging memperlihatkan peluang usaha yang menjanjikan. Hal ini dimungkinkan karena preferensi selera konsumen yang menyukai daging ayam kampung. Menjamurnya rumah makan dan restoran yang menawarkan daging ayam kampung sebagai kuliner unggulan merupakan bukti adanya permintaan dan penawaran yang tinggi akan daging ayam kampung. Hal ini akan diikuti dengan meningkatnya permintaan ayam kampung muda sebagai ayam pedaging atau ayam potong.

Proyeksi produksi daging ayam kampung selama periode 2017 - 2021 rata-rata akan meningkat 1,69% per tahun. Pada tahun 2019 sampai 2021 diproyeksikan akan terus mengalami peningkatan sehingga produksi tahun 2021 diproyeksikan sebesar 309,77 ribu ton. Untuk menghasilkan produksi daging ayam kampung tahun 2018 sebesar 301,99 ribu ton. diperlukan jumlah pemotongan ayam kampung sekitar 317,88 juta ekor.

Permintaan daging ayam kampung untuk konsumsi luar rumah tangga yaitu rumah makan, restoran, hotel, dan catering rata-rata meningkat sebesar 9,92% per tahun.

Pasar ayam kampung pedaging agak berbeda dalam hal tata niaganya dibandingkan ayam pedaging ras pedaging. Ayam kampung jarang dijual langsung kepada konsumen seperti pada penjualan daging ayam ras pedaging. Jarang kita temukan penjual daging keliling yang menjual daging ayam kampung. Biasanya daging ayam ras pedaging yang juga disebut daging ayam negeri.

Jalur tata niaga ayam kampung pedaging umumnya dari peternak, pedagang pengepul, rumah makan/restoran, lalu konsumen. Sebab itu penjualan ayam kampung dilakukan dalam keadaan hidup dan jarang dalam bentuk karkas.

Permintaan daging ayam kampung untuk kebutuhan luar rumah tangga seperti untuk industri kuliner, hotel, dan catering berkembang pesat di berbagai kota. Memang pasar terbesar ayam kampung adalah Jakarta.

Jakarta termasuk wilayah sekitarnya seperti Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor yang dikenal sebagai Jabodetabek, tahun 2000 menurut Dinas Peternakan DKI Jakarta membutuhkan daging ayam 229.136.330 kg atau 229.236,33 ton. Sekitar 23% dipenuhi dari daging ayam kampung atau 52.724, 35 ton. Setiap hari (kondisi tahun 2000), DKI Jakarta membutuhkan 150.000-200.000 ekor per hari atau 54 juta-72 juta ekor per tahun. Peternak yang berada di Jakarta dan sekitarnya hanya mampu memasok sekitar 5.000 ekor per hari atau 18 juta per tahun.

Kebutuhan antara permintaan dan penawaran masih sangat lebar sehingga inilah Peluang Usaha Ternak Ayam yang bisa dimanfaatkan untuk memasuki industri peternakan ayam kampung. Belum lagi kalau berbagai kota besar lain seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Solo, Purwokerto, dan lain-lain sudah menjadi satu kekuatan permintaan yang besar pula.

Komentar

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 findira.com, All right reserved