Langsung ke konten utama

Keuntungan Bisnis Event Organizer Menjadi Peluang Usaha yang Menjanjikan

bisnis event organizer

Bisnis event organizer (EO) di Indonesia tumbuh dan berkembang bak jamur di musim penghujan. Tidak hanya anak muda yang tengah mencari kerja, para profesional yang telah bekerja mapan di bidang lain pun terpesona dan banting stir menjadi entrepreneur di dunia EO, bahkan tidak sedikit para artis dan selebritis yang juga 'nyambi' berprofesi sebagai orang EO.

Memang, tidak semua EO yang berdiri dapat hidup dan berkembang bagus, ada yang hanya dalam hitungan bulan sudah bubar setelah menggelar satu-dua event, namun banyak yang bertahan bahkan bisa berkembang sebagai perusahaan besar yang mampu menghidupi puluhan karyawan.

Melihat gejala tersebut, tampaknya usaha EO memang sangat menjanjikan masa depan, EO bukanlah usaha yang sifatnya hanya sebagai hobi semata, meski terlihat dalam pekerjaannya senantiasa menampakkan sebuah kesenangan, kegembiraan, dan melulu hiburan. Membangun bisnis EO tidak ada bedanya dengan bisnis jasa lainnya, perlu strategi, perencanaan, totalitas kerja, dan komitmen.

Baca juga: 54 ide peluang usaha jasa yang unik kreatif inovatif menguntungkan dan tanpa modal

Bisnis "kepanitiaan" di Indonesia ini sebetulnya sudah berlangsung lama, hanya saja sebutan Event Organizer ditandai oleh hebohnya acara Bursa Orang Muda (BOM) pada tahun '80-an yang dimotori teman-teman Radio Prambors Jakarta. Kemudian acara BOM berlanjut dengan melakukan roadshow ke beberapa daerah di Indonesia lewat ajang adu kreasi anak muda yang bertajuk "Muke gile" dengan Sersan Prambors-nya (Sys NS, Pepeng, Nana Krip. dan Krisna Purwana).

Di daerah, kegiatan serupa juga mulai unjuk gigi. Radio yang menjadi tempat berkumpul anak muda pada waktu itu menjadi lahan kreatif dalam membuat event. Dalam hal ini pihak manajemen radio memfasilitasinya dengan membentuk divisi off air (sebutan untuk bagian yang mengerjakan event) yang awalnya difokuskan untuk memelihara dan melayani para pendengarnya dengan acara-acara off air. Kita ingat bagaimana hebohnya acara jumpa fans sandiwara radio 'Saur Sepuh' (1986-1987), dengan tokohnya Brama Kumbara, Lasmini, dan Mantili. Itu salah satu contoh kegiatan off air radio yang sukses dikelola event organizer.

Dari berbagai penyelenggaraan acara, tampaknya mendatangkan minimal dua keuntungan, yaitu: 

  1. Para penyelenggaraan (lembaga dan orang-orangnya) memiliki pengalaman, pergaulan yang luas dan nama mereka bisa semakin terkenal. 
  2. Memiliki keuntungan secara finansial yang didapat dari sponsor. Dua hal inilah yang membuat anak-anak muda melihat Event

Organizer sebagai sebuah peluang pekerjaan yang menjanjikan Agaknya, radio memang menjadi awal lahirnya orang-orang event organizer. Sebelumnya setiap acara-acara kreatif diselenggarakan oleh sanggar-sanggar seni atau komunitas teater, geng-geng anak muda, serta muncul dari kalangan sekolah (OSIS), organisasi mahasiswa di lingkungan kampus yang membentuk kepanitiaan dan bersifat insidentil.

Berhubungan dengan hal di atas, dalam perkembangannya penyelenggaraan acara (Produksi Acara) mulai terpisah menjadi dua bagian, yaitu:

  • Manajemen Artistik, yang ditangani oleh teman-teman dari sanggar, sehingga para seniman menjadi lebih mengkhususkan pemikirannya untuk menghasilkan karya seni yang bagus. 
  • Manajemen Pertunjukan, yang ditangani oleh event organizer, yang khusus memikirkan bagaimana mencari dana, berpromosi, menyiapkan tempat dan panggung pementasan, mengurus sound system, menjual tiket dan lain-lainnya.

Semakin lama, event organizer menjadi sebuah lahan bisnis yang serius dan berorientasi pada keuntungan, sehingga mulailah EO menjadi sebuah perusahaan.

Perkembangan bisnis EO ini semakin terlihat nyata, ketika dunia periklanan juga berkembang pesat dengan hadirnya televisi swasta di Indonesia. Ribuan produk dan merek ramai-ramai menebar pesona untuk meraih sebanyak mungkin konsumennya. Selain beriklan lewat media, produk dan merek tersebut juga berpromosi dengan cara mensponsori acara-acara yang digelar di sejumlah tempat, bahkan saat ini para pemilik produk sudah mengalokasikan dananya secara khusus untuk event yang disebut sebagai brand activity maupun melalui below the line communication. 

Event semakin popular seiring terjadinya pergeseran trend pemasaran ke arah community marketing, sehingga perusahaan membutuhkan event sebagai media interaksi langsung dengan komunitasnya. Dalam sebuah event, produk dapat dieksploitasi lebih detil dari kulit hingga bijinya dan dapat dirasakan langsung oleh konsumennya.

Dengan kepiawaian orang-orang EO, sebuah acara yang biasa-biasa saja, diolah menjadi tontonan yang menyenangkan dan menghibur. Kita bisa melihat event-event balap motor dan mobil yang dikemas Helmy Sungkar dengan megahnya. Dalam acara tersebut dapat kita jumpai puluhan spanduk, umbul-umbul, dan segala macam bentuk promosi dari sebuah produk. Semua dilakukan oleh tangan-tangan kreatif Event Organizer, hingga produk dan merek yang mensponsorinya pun ikut naik pamor.

Tidak berhenti di situ, karena menginginkan hasil yang baik dan tidak merepotkan berbagai pihak, acara-acara keluarga pun mulai ditangani secara profesional oleh event organizer, seperti Pesta Perkawinan, Perayaan Tahunan, dan sebagainya.

Hal ini juga diikuti oleh instansi pemerintahan, berbagai acara di dalam kantor pemerintah mulai ditangani oleh EO, seperti perayaan han jadi, promosi pariwisata daerah, kampanye-kampanye kesehatan, perlombaan-perlombaan olahraga, pembinaan kesenian dan lainnya.

Sungguh, peluang usaha yang sangat menjanjikan bagi event organizer. Dunia tidak mungkin berjalan ke belakang. Ke depan, kesempatan untuk berkarya di dunia EO akan semakin lapang. Yang terpenting adalah pekerja EO harus memiliki semangat melayani, karena semangat inilah yang menjadi modal utama orang-orang EO.   

Komentar

Edukasi Terpopuler

Connect With Us

Copyright @ 2023 findira.com, All right reserved